TNI dan Media Bersinergi Jaga Demokrasi: Denpom XIV/4 Makassar Klarifikasi Dugaan Intimidasi terhadap Jurnalis
Makassar, 4 Mei 2025 — Komitmen terhadap keterbukaan informasi dan profesionalisme kembali ditunjukkan oleh Komando Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/4 Makassar melalui respons cepat dan terbuka terhadap laporan dugaan intimidasi terhadap seorang jurnalis oleh oknum yang mengatasnamakan institusi TNI.
Samsul, Pemimpin Redaksi Media Bhayangkara 74 dan anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), melaporkan bahwa dirinya menerima pesan bernada ancaman melalui aplikasi WhatsApp pada Minggu, 27 April 2025. Pesan tersebut dikirim oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota Denpom XIV/4 Makassar.
Sebagai bentuk upaya klarifikasi, Samsul berkoordinasi dengan rekan-rekan jurnalis di Sulawesi Selatan, termasuk Daeng Mile. Pada Rabu, 30 April 2025, sejumlah jurnalis kemudian melakukan kunjungan langsung ke Markas Denpom XIV/4 Makassar dan diterima secara terbuka oleh Letnan Dua CPM Andy Hardiansyah, S.H., selaku Perwira Seksi Lidik dan Pengamanan (Pasi Lidpam).
Dalam pertemuan tersebut, Letda CPM Andy menegaskan bahwa nomor telepon yang digunakan untuk mengirim pesan intimidatif bukan milik anggota Denpom XIV/4 Makassar. Ia menyatakan bahwa terdapat indikasi kuat adanya penyalahgunaan identitas dan atribut TNI oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
> “Kami mengecam segala bentuk penyalahgunaan nama institusi TNI, terlebih yang ditujukan untuk menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Denpom XIV/4 Makassar akan menindaklanjuti informasi ini secara internal guna menjaga nama baik institusi,” tegas Letda Andy.
Atas keterbukaan tersebut, Samsul menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap Denpom XIV/4 Makassar.
> “Saya mengapresiasi sikap profesional dan terbuka dari Letda Andy beserta jajaran. Langkah ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan menunjukkan bahwa media dan TNI dapat bekerja sama dalam semangat demokrasi,” ujarnya.
Kasus ini menjadi contoh positif bagaimana sinergi antara media dan aparat negara dapat mencegah potensi konflik dan memperkuat stabilitas sosial.
Sementara itu, Syarif Al Dhin, salah satu aktivis jurnalis muda dari PPWI, menyatakan bahwa insiden tersebut harus menjadi peringatan serius bagi semua pihak terkait pentingnya perlindungan terhadap kebebasan pers dan jurnalis.
> “Kami berharap agar setiap bentuk intimidasi terhadap jurnalis ditindaklanjuti secara serius. Kami juga mengapresiasi Denpom XIV/4 Makassar yang menunjukkan keteladanan dalam menangani laporan ini secara terbuka dan dialogis,” ucapnya.
Ia juga menekankan perlunya peningkatan literasi digital di masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap pesan-pesan dari akun yang belum terverifikasi.
> “Penting bagi seluruh masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyalahgunaan identitas, apalagi yang mencatut institusi negara. Di era digital, literasi dan verifikasi menjadi benteng utama,” tutupnya.
(Halid,Samsul,tim)
Komentar